Monday, May 4, 2009

Hatiku Membatu

Rasa cinta itu tiba-tiba hilang dan tergantikan. Entah mengapa ada yang aneh. Aku merasa tidak bisa menyukai orang untuk jangka waktu yang lama agar aku bisa belajar mencintainya, atau sekedar menyayanginya.
Mungkin hati ini terlalu lama membeku hingga aku tidak bisa lagi mencintai orang lain.
Aku tidak punya hati. Berat sekali mengatakan hal ini. Seakan aku adalah wanita paling buruk di dunia. Aku bahkan tidak punya mimpi. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku belajar bersyukur karena bisa mencintai dan bukan dicintai oleh orang lain.
Harga sebuah cinta sngatlah besar jika kau menjadi aku. Manusia tak punya hati ini. Aku bahkan tidak bisa mencintai Penciptaku sendiri. Benarkah hati ini bukan hanya membeku tapi juga membatu???
Ketika kutanyakan pada setiap perempuan yang kutemui hal apa yang membuatmu merasa jadi wanita seutuhnya, mereka menjawab menikah dan mempunyai anak. Hal ini berlaku pada kebanyakan perempuan baik yang sudah menikah atau belum. Yang sudah punya anak atau belum. Bahkan yang punya pacar atau tidak.
Aku benci pernikahan. Aku tak bisa membayangkan aku bersanding dengan seseorang yang tidak aku cintai dan bahkan tidak mencintai aku. Aku tidak bisa memahami apa yang membuat orang lain bahagia dengan pernikahan.
Saat ini ya, aku menyukainya. Aku menyayanginya. Tapi aku tidak bisa mencintainya. Bukan karena dirinya tapi karena diriku. Aku melarang hatiku untuk luluh. Aku melarang prinsipku untuk berubah. Bahkan aku melarang diriku mencoba. Sampai kapan semua ini akan terus begini? Pertanyaan besar lain yang harus kuhadapi adalah “Sempatkah aku mencintai seseorang sebelum aku mati?”
Ini semua bukan tanpa sebab. Dulu sekali, aku pernah mencintai. Sejujurnya, cinta itu tidak pernah hilang sampai hari ini. Bahkan saat ketikkan ini sudah selesai kalian baca. Tapi, pria itu jahat. Dia dengan mudah mempermainkan perasaanku dan membuatku tidak ingin lagi merasakan ‘indahnya’ cinta. Aku masih baik-baik saja di hadapannya. Tapi dia tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan jauh di dalam diriku. He makes me lost my soul.
Aku sudah mati bahkan jauh sebelum aku mencoba menulis hal ini. Aku sudah mati jauh sebelum aku mencoba belajar. Aku sudah mati sejak dia, pria itu, mempermainkanku dengan mudah seperti sebuah koin yang kau lemparkan ke atas, dan jatuh ke bawah dengan sangat cepat.
Hatiku tidak ada di tempatnya. Jangan mencarinya karena ia sudah pergi bertahun-tahun yang lalu. Jangan memaksanya kembali karena dia akan menyerangmu. Jangan membuat dia melunak karena sudah tidak mungkin lagi hal itu akan terjadi.
This is ridiculous! Ke mana lagi aliran ini akan mengalir? Ke mana lagi aku harus berlari menjauhi kenyataan ini? Mau sampai kapan? Semua ini membuatku muak. Aku sudah berhenti mencintai, aku sudah berhenti mengagumi, aku sudah berhenti mengasihi, aku sudah berhenti berharap, dan aku sudah tidak punya mimpi..

No comments: